Tinjauan Umum Tanaman Pisang
Tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) bukan merupakan tanaman asli Indonesia, tetapi merupakan tanaman pendatang. Sentra aslinya adalah Asia Tenggara, kini tanaman pisang tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia (Sunarjono, 1990). Tanaman pisang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam keperluan hidup. Selain buahnya, bagian tumbuhan lainnya mulai dari akar sampai dengan daunnya banyak dimanfaatkan orang untuk berbagai keperluan (Cahyono, 1995).
Menurut Rukmana (1999) kedudukan tanaman pisang dalam
sistematika tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi:
Spermatophyta; Sub divisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledonae; Ordo:
Scitaminae; Famili: Musaceae; Sub famili: Muscoideae; Genus: Musa; Spesies:
Musa paradisiaca L.
Morfologi Tanaman Pisang
Pohon pisang berakar rimpang dan tidak mempunyai akar
tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada di bagian
bawah tanah. Akar ini tumbuh menuju ke bawah sampai kedalaman 75-150 cm,
sedangkan akar yang berada di bagian samping umbi batang tumbuh ke samping atau
mendatar, dalam perkembangan akar bisa mencapai 4-5 m (Satuhu dan Supriyadi,
2003).
Batang pisang dibedakan atas dua macam, yaitu batang
asli/bonggol (corm) dan batang palsu/batang semu. Bonggol terletak di bawah
permukaan tanah dan mempunyai beberapa mata sebagai cikal bakal anakan dan
merupakan tempat melekatnya akar. Batang semu bersusun dari pelepah-pelepah
daun yang saling menutupi, tumbuh tegak diatas permukaan tanah (Rukmana, 1999).
Bagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada
suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Tinggi batang semu ini berkisar
3,5-7,5 m tergantung jenisnya (Satuhu dan Supriyadi, 2003).
Daun pisang umumnya berbentuk panjang lonjong dengan lebar
tidak sama, bagian ujung daun dan tepinya rata. Letak daun terpencar dan
tersusun dalam tangkai berukuran relatif panjang dengan helaian daun yang mudah
robek (Rukmana, 1999).
Bunga pisang berumah satu dalam tandan. Daun pelindung bunga
berwarna merah tua, berlilin dan mudah rontok dengan panjang 10-25 cm. Bunga
betina berada di bawah bunga jantan (Satuhu dan Supriyadi, 2003). Rangkaian
bunga membentuk buah yang disebut satu sisir. Umumnya rangkaian bunga hanya ditumbuhkan
sampai 15 sisir sebab makin banyak sisir mengakibatkan buah tidak tumbuh
optimal (Suhardiman, 2004).
Ukuran buah pisang bervariasi, panjangnya berkisar antar 10-18
cm dan diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggur 3-5 alur, bengkok dan ujung
meruncing dan membentuk leher botol. Daging buah (mesocarpa) tebal dan lunak.
Kulit buah (epicarpa) yang masih muda berwarna hijau, namun setelah tua (matang)
berubah menjadi kuning dan strukturnya tebal sampai tipis (Rukmana, 1999).
Karakteristik Buah Pisang
Pisang Kepok
Pisang kepok di Filipina dikenal dengan nama pisang saba,
sedangkan di Malaysia disebut pisang nipah. Jenis pisang ini termasuk dalam
tipe ABB. Batang besar, kekar, tinggi 3-3,5 m dan warna hijau muda (Sunarjono,
2002).
Bentuk buah agak pipih sehingga kadang disebut pisang
gepeng. Beratnya per tandan dapat mencapai 14-22 kg dengan jumlah sisir 10-16.
Setiap sisir terdiri dari 12-20 buah Satuhu dan Supriyadi, 2003). Pisang kepok
yang lebih di kenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning. Daging
buah pisang kepok putih berwarna putih dan daging buah pisang kepok kuning
berwarna kuning. Daging buah bertekstur agak keras. Pisang kepok kuning rasanya
manis dan lebih enak daripada pisang kepok putih. Kulit buah sangat tebal, dan
pada huah yang sudah masak berwarna hijau-kekuningan (Cahyono, 1995).
Pisang Ambon
Jenis pisang ini termasuk tipe AAA (Sunarjono, 2002). Kulit
buah berwarna hijau walaupun sudah matang, tetapi pada kondisi sangat matang
kulit berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak coklat kehitaman (Cahyono,
1995). Daging buah berwarna putih kemerahan dan lunak. Rasanya manis, enak dan
aromanya kuat. Berat per tandan mencapai 15-18 kg dengan jumlah sisir 8-12.
Setiap sisir kurang lehih 20 buah. Ukuran buah 15-20 cm dengan diameter 3-3,5
mm. Buah berbentuk melengkung dengan ujung tumpul (Satuhu dan Supriyadi, 2003).
Pisang Mauli
Kelompok pisang ini biasanya dikonsumsi segar. Golongan
pisang ini termasuk tipe AA (Sunarjono, 2002). Pisang mauli mempunyai pohon
yang kecil, langsing, tinggi 2.0-2.5 m, lingkar batang 25-35 cm, warna hijau
pucat atau kemerah-merahan. Daun berukuran kecil, panjang 1.8-2.0 m, berwarna
hijau dengan tangkai daun kadang-kadang merah muda. Tandan buah kecil pendek (1.5-1.7
m), berbulu halus, merunduk, dengan 4-8 sisir. Buah kecil langsing, panjang 10
cm, berkulit tipis, warna daging putih atau kekuning-kuningan, kurang manis dan
agak lembek (Rukmana, 1999). Panjang tandan 40-60 cm dengan berat 8-12 kg.
Setiap tandan terdiri dari 5-10 sisiran dan setiap sisiran ada 13-18 buah (Sunarjono,
2002).
Pisang Raja
Golongan pisang ini termasuk tipe AAB. Tinggi batang 2,0-2,6
m. Panjang tandan 40-50 cm dengan berat 6-15 kg (Sunarjono, 2002). Pisang jenis
ini tangkai buahnya terdiri atas 6-8 sisir yang masing-masing terdiri 11-15
buah. Berat satu buah pisang sekitar 92 g dengan panjang 12-18 cm. Bentuk
buahnya melengkung, dengan bagian pangkal bulat. Lama tanaman berbunga sejak
anakan adalah 14 bulan. Sedangkan buah masak 164 hari sesudah muncul bunga
(Satuhu dan Supriyadi, 2003). Daging buah yang sudah matang berwarna kuning kemerahan,
buah dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum. Buahnya cocok untuk
hidangan buah segar atau olahan (Cahyono, 1995).
Syarat Tumbuh tanaman
Iklim
Pisang termasuk tanaman yang gampang tumbuh. Tanaman dapat
tumbuh di sembarang tempat. Agar produktivtas tanaman optimal, sebaiknya pisang
ditanam di dataran rendah. Ketinggian tempat haruslah dibawah 1.000 meter
diatas permukaan laut. lkinn yang dikehendaki adalah basah dengan curah hujan
merata sepaniang tahun (Satuhu dan Supriyadi. 2003). Pisang yang ditanam di dataran
tadah huian memerlukan curah hujan rata-rata 2.000-2.500 mm per tahun. Pada
daerah yang beriklim basah sering terjadi stagnasi (penggenangan) air. Genangan air
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, sebab tanaman mudah terserang penyakit. Tanaman
pisang membutuhkan keadaan lingkungan yang ideal dengan suhu udara
antara 16-35 °C dengan suhu optimum 27°C. Dibawah suhu 16°C tanaman pisang akan
tumbuh kerdil dan tangkai bunga akan muncul terlambat.
Proses fotosintesis tanaman pisang memerlukan sinar matahari secara langsung
sepanjang hari (Cahyono, 1995). Tanaman pisang masih tumbuh produktif di daerah
beriklim kering antara 4-5 bulan asal ketersedian air tanah memadai pada ke
dalaman 50-200 cm dari permukaan tanah. Daerah dengan iklim basah, air tanahnya
dangkal perlu pengelolahan drainase yang baik.
Tanah
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan pisang adalah tanah
dengan solum (kedalaman tanah) dalam, tidak berbatu-batu, cukup mengandung air,
namun tidak tergenang, tanah gembur dan banyak mengandung kadar humus. Jenis
tanah yang cocok adalah jenis tanah liat berkapur atau aluvial. Keasaman (pH)
tanah harus sesuai dengan pertumbuhan tanaman pisang yakni sekitar 5-7
(Cahyono, 1995).
Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal,
sehingga pertumbuhan secara optimal membutuhkan lapisan tanah atas (top soil)
yang subur dan banyak mengandung bahan organik (Rukmana, 1999). Tanaman pisang
dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam keadaan topografi
tanah, baik pada tanah datar ataupun pada tanah miring (Cahyono, 1995).
No comments:
Post a Comment