Pengertian Sifat Listrik Batuan
Menurut Telford (1990) aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
1. Konduksi Secara elektronik
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut. Aliran listrik ini juga dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing batuan yang dilewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut adalah resistivitasi (tahanan jenis). Resistivitas adalah karakteristik bahan yang menunjukan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik. Semakin besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan arus listrik. Resistivitas mempunyai pengertian yang berbeda dengan resistansi (hambatan), dimana resistansi tidak hanya tergantung pada bahan tetapi juga bergantung pada faktor geometri atau bentuk bahan tersebut. Sedangkan resistivitas tidak bergantung pada faktor geometri.
2. Konduksi Secara Elektrolitik
Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, di mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya. Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan berkurang.
3. Konduktifitas Secara Dielektrik
Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti, sehingga terjadi polarisasi. Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik masing-masing batuan yang bersangkutan, contoh : mika.
Nilai resistivitas sebagian material-material di bumi (Telford, 1990)
Daftar Pustaka:
Telford, L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics 2nd ed. Cambridge Universiti Press.
Nilai resistivitas sebagian material-material di bumi (Telford, 1990)
Material | Resistivitas (Ohm-meter) |
Air (Udara) | 0 |
Sandstone (Batu pasir) | 200-8.000 |
Sand (Pasir) | 1-1.000 |
Clay (Lempung) | 1-100 |
Ground Water (air tanah) | 0.5-300 |
Sea water (air laut) | 0,2 |
Dry gravel (kerikil kering) | 600-10.000 |
Alluvium (aluvulium) | 10-800 |
Gravel (kerikil) | 100-600 |
Daftar Pustaka:
Telford, L.P. Geldart, R.E. Sheriff. 1990. Applied Geophysics 2nd ed. Cambridge Universiti Press.
No comments:
Post a comment